Selasa, 24 November 2015

kentongan banyumas


Kentongan Banyumasan

Kentongan merupakan kesenian asli dari Banyumas. Asal Kata Kentongan sendiri dari sebuah alat yang bernama kentong, dimana kentong ini adalah alat komunikasi tradisional yang terbuat dari bambu atau kayu dan digunakan untuk memberi informasi kepada masyarakat dengan isyarat atau ketukan-ketukan tertentu. Sekarang kentong masih bisa kita jumpai di daerah tertentu, biasanya ada di pos kampling atau pos ronda.
Kentongan Kuno Kentong Tradisional
 Kentong sangat terkenal di Indonesia, namun siapa sangka bahwa kentongan ternyata sudah ditemukan sejak awal Masehi. Akan tetapi sejarah dari tiap daerah selalu berbeda. Sejarah yang paling terkenal mengenai penggunaan alat tradisional ini berasal dari legenda sang penjelajah legendaris Tiongkok yang bernama Ceng Ho (Zheng He). Dalam sebuah perjalanan, Ceng Ho menggunakan kentong sebagai media komunikasi ritual keagamaan. Di Jawa, terutama pada masa Kerajaan Majapahit, kentongan digunakan sebagai media komunikasi untuk mengumpulkan warga.
Dimasa itu kentong juga digunakan untuk berbagai kebutuhan lainya dilingkungan masyarakat, seperti untuk pengiring bedug adzan, membangunkan orang untuk sahur saat Ramadhan, pengiring bedug takbir, serta upacara atau ritual tertentu(kejawen) yang membutuhkan bunyi-bunyian atau musik.

Kenthongan Jaman Dulu 

Kentongan Jaman Dulu
Berkembangnya zaman membuat para pengrajin kentong Banyumasan kian kreatif. Mereka bereksperimen memadukan beberapa alat musik bambu buatan mereka dengan kentong-kentong yang mereka buat, sehingga menjadi kesenian tradisional yang dinamakan Kentongan.
Pada waktu itu, kentongan belum semodern seperti yang sekarang ini. Dulu tiap orang anggota grup kentongan memainkan 1 (satu) unit kentong maupun alat musik dari bambu dengan ketukkan yang berbeda-beda sehingga membuat kenthong terdengar ramai dan berirama.
Perlombaan kentonganpun mulai diadakan diBanyumas disekitar tahun 90’an. Tidak seperti yang sekarang ini dulu perlombaan kentongan diadakan di tingkat RT, RW, Kelurahan atau Desa-desa di Kabupaten Banyumas.
Memasuki tahun 2000’an mulai masuk alat musik bambu bertangga nada pentatonis kedalam kesenian kentongan, seperti calung dan angklung yang kian menambah warna musik kentongan Banyumasan. Tidak hanya itu, beberapa komunitas pecinta seni Banyumas juga berani menambahkan unsur musik modern seperti keprak (mini drum), Ketipung (kendhang, biasanya terbuat dari ban bekas), bedug (bass drum yang besar terbuat dari drim yang ditutupi ban), kecrik (tamborin), dan seruling.

Grup Kentongan Modern

Grup Kentongan Modern
Semenjak itu, kentogan Banyumas berkembang dengan sangat pesat. Tidak hanya alat musiknya, aranesemen musik, lagu, pakaian atau seragam dan tarianpun ikut menjadi bagian dari kesenian kenthongan ini.
Dengan itu lahirlah kesenian baru Banyumas, yang kita kenal dengan nama Kentongan Banyumasan hingga saat ini.

Kethongan Banyumasan 

Parade Kethongan Banyumasan 

Parade Kethongan Banyumasan 

Parade Kethongan Banyumasan

keanekaragaman budaya banyumas

Kesenian

Wayang kulit gagrag banyumasan
Wayang Kulit Gagrag Banyumasan, yaitu jenis seni pertunjukan wayang kulit yang bernapaskan Banyumasan. Di daerah ini dikenal ada dua gragak atau gaya, yaitu Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Spesifikasi dari wayang kulit gragak Banyumasan adalah napas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya.


BÉGALAN, adalah seni tutur tradisional yang digunakan sebagai yang digunakan sebagai sarana upacara pernikahan, propertinya berupa alat-alat dapur yang masing-masing memiliki makna-makna simbolis yang berisi falsafah jawa & berguna bagi kedua mempelai dalam mengarungi hidup berumah tangga.



Seni tari
Indonesia dikarunia budaya yang sangat melimpah salah satu seni tari, seni tari merupakan gerak tubuh baik perorangan atau beramaian dilakukan diwaktu dan tempat tertentu untuk keperluan adat, pengungkapan perasaan, pergaulan. Nah kali ini saya ingin membahas dan memperkenalkan seni tari yang berasal dari daerah banyumasan

1.      Lengger,

Lengger
yaitu jenis tarian  tradisional  yang tumbuh subur diwilayah sebaran budaya Banyumasan. Kesenian ini umumnya disajikan oleh dua orang wanita atau lebih. Pada pertengahan pertunjukkan hadir seorang penari pria yang lazim disebut badhud(badut/bodor), Lengger disajikan diatas panggung pada malam hari atau siang hari , dan diiringi oleh perangkat musik calung.




2.      Sintren 

Sintren
adalah seni traditional yang dimainkan oleh seorang pria yang mengenakan busana wanita. Biasanya kesenian ini melekat pada kesenian ébég. Ditengah pertunjukkan ebeg para pemain melakukan trance/mendem, kemudian salah seorang pemain mendem badan, kemudian ditindih dengan lesung.Dan dimasukan ke dalam kurungan. Di dalam kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama - sama dengan pemain yang lain. Pada beberapa kasus, pemain itu melakukan thole-thole, yaitu penari membawa tampah dan berkeliling arena untuk meminta sumbangan penonton.



3.      Aksimuda, adalah kesenian bernapas islam yang tersaji dalam bentuk atraksi Pencak Silat yang digabung dengan tari-tarian.
4.      Angguk, yaitu kesenian bernapaskan Islam yang tersaji dalam bentuk tari-tarian. Dilakukan oleh delapan orang pemain, & pada bagian akhir pertunjukkan para pemain Trance (tidak sadar)
5.      Aplang atau Daeng, Kesenian yang serupa dengan Angguk, pemainnya terdiri atas remaja Putri
6.      Bongkel, Musik Traditional yang mirip dengan angklung, hanya terdiri atas satu buah instrument dengan empat bilah berlaras slendro, dengan nada 2, 3, 5, 6. Dalam pertunjukkannya Bongkel disajikan gendhing – gendhing khusus bongkel.
7.      Buncis, yaitu perpaduan antara seni musik & seni tari yang disajikan oleh delapan orang pemain. Dalam pertunjukkannya diiringi dengan perangkat musik Angklung. Para pemain buncis selain menjadi penari juga menjadi pemusik & vokalis. Pada bagian akhir sajian para pemain Buncis Intrance atau mendem.
8.      Ébeg



adalah bentuk tari tradisional khas Banyumasan dengan Properti utama berupa ebeg atau kuda kepang. Kesenian ini menggambarkan kegagahan prajurit berkuda dengan segala atraksinya. Biasanya dalam pertunjukkan ebeg dilengkapi dengan atraksi barongan, penthul & cépét. Dalam pertunjukkannya ebeg diiringi oleh gamelan yang lazim disebut bendhe. Kesenian ini mirip dengan jathilan kuda kepang dan kuda lumping di daerah lain.




Bab 2

Seni musik

Setiap daerah mempuyai seni musik yang berbeda beda, itulah yang membedakan indonesia dengan negara lain yaitu kaya dengan budayanya. Itu yang membuat indonesia terkenal, banyak turis yang datang ke indonesia untuk melihat kebudayaan indonesia. Kali ini saya ingin membahas keragaman musik yang terdapat dideaerah banyumasan




1.      Calung
Calung
Alat musik ini terbuat dari potongan bambu yang diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik khas Banyumasan yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan jawa, terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong & kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan demikian karena bunyi yang dikeluarkan mirip gong tetapi dimainkan dengan cara ditiup (sebul), alat ini juga terbuat dari bambu dengan ukuran yang besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lazim disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula
disajikan lagu-lagu pop yang diaransir ulang

2.      Kenthongan - sebagian menyebut Tek - Tek.
Kenthongan
Kentongan juga terbuat dari bambu. Kenthong adalah alat utamanya, berupa potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan Beduk, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret. Dalam satu grup kenthongan, Kenthong yang dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi yang selaras. Lagu-lagu yang dibawakan kebanyakan lagu Jawa dan Dangdut
.
3.      Salawatan Jawa


yaitu salah satu seni musik bernapaskan Islam dengan perangkat musik berupa terbang Jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan lagu-lagu yang diambil dari kitab Barzanji


Makanan

Tempe Mendoan

Siapa yang tidak tahu dengan tempe mendoan, tempe medoan ini merupakan makanan khas yang berasal dari daerah banyumas jawa tengah, selain tempe medoan ada juga 
.

Bab 3

Kesimpulan
Kebudayaan banyumasan memiliki ciri yang berbeda dibandingkan dengan budaya jawa tengah lainnya, ini ditunjukkan dari masyarakatnya yang egaliter tanpa mengenal istilah nigrat atau priyayi. Hal ini juga dapat kita lihat dari bahasa yang digunakan sehari – hari yaitu bahasa jawa ngapak atau bahasa jawa banyumasan yang tidak mengenal tingkatan sosial. Penggunaan bahasa halus merupakan serepan akibat interaksi intensif dengan masyarakat jawa lainnya dan ini juga merupakan kemampuan masyarakat banyumasan dalam mengapresiasi budaya luar. Selain egaliter masyarakat banyumasan dikenal sebagai pribadi yang jujur serta berterus terang atau biasa disebut ceblaka atau blakasuta 






Rabu, 18 November 2015

KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA

KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA
Bangsa kita Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang memiliki banyak sekali kebudayaan. Bangsa kita mempunyai beraneka ragam suku bangsa, budaya, agama, dan adat istiadat. Semua itu dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Misalnya dalam upacara adat, rumah adat, baju adat, nyanyian dan tarian daerah, alat musik, dan makanan khas. Kekayaan budaya tersebut perlu dipelajari dalam rangka meningkatkan kecintaan dan kebanggaan terhadap tanah air. Sikap toleransi dalam menghadapi perbedaan perlu dikembangkan melalui kegiatan sehari-hari.
Kekayaan budaya bangsa harus kita syukuri sebagai anugerah tuhan yang maha kuasa kepada bangsa kita. Keragaman budaya yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara akan menjadikan bangsa yang besar dan kuat. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya perbedaharaan istilah dalam bahasa Indonesia. Dalam bidang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa. Keragaman budaya bangsa Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
keragaman budaya
Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang atau kelompok lain. Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain. toleran dan empati ini sangat penting ditumbuh kembangkan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia. Cara pikir seperti ini akan membawa kita pada sikap dan tindakan untuk tidak memperbesar perbedaan, tetapi mencari nilai-nilai universal yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia.
1. Apakah pakaian adat yang mereka gunakan sama? Jelaskan!
Pakaian adat masing-masing suku bangsa yang ada di Indonesia berbeda-beda. Pakaian adat dipakai pada acara khusus. Contoh pakaian adat antara lain: Blangkong dan Baju Beskap (Jawa Tengah), Baju Surjan dan balngkon (Yogyakarta), baju teluk belangan dan daster (Riau), Ulos dan Sabe-sabe (Sumut).
2. Apakah rumah adat yang kamu lihat sama? Jelaskan!
Setiap suku di Indonesia memiliki rumah adat yang berbeda dengan suku yang lainnya. Seperti contoh Rumah adat Bolon (Sumut), Gadang (Sumbar), Joglo (Jawa), Lamin (Kaltim), Tongkonan (Sulsel dan Sulbar), dan Honai (Papua)dan masih banyak yang lainnya.
3. Bagaimanakah tarian adat yang kamu lihat? Jelaskan!
Tarian adat yang ada di Nusantara berbeda antara satu dengan yang lainnya. Contoh tarian tradisional: Saudati dan Saman (Aceh), Serampang dua belas dan Tor-tor (Sumut), Piring dan Payung (Sumbar), Gending Sriwijaya (Sumsel), Topeng, Ondel-ondel dan Ronggeng (DKI Jakarta).
4. Apa lagi yang kamu ketahui tentang keragaman budaya Indonesia?
  • Senjata Tradisional. Saat ini senjata tradisional dipakai sebagai pelengkap dalam pakaian adat. Contoh Rencong (Aceh), Keris (Jawa), Mandau (Kalimantan), Badik (Betawi), Clurit (Madura) Badik (Sulsel), Jenawi (Riau) dan Trisula (Sumsel).
  • Makanan Khas. Contoh makan khas daerah yang ada di Indonesia antara lain ; Gudeg (Yogyakarta), Rendang (Padang), Pempek (Palembang), Rujak Cingur (Surabaya), Ayam Betutu (Bali), Pepeda (Maluku dan Papua).
  • Upacara Adat. Uapacara adat berhubungan dengan adat istiadat dan kepercayaan suatu masyarakat. Contoh upacara adat yang ada di Indonesia antara lain : Upacara Kasodo(Tengger), Lompat batu (Nias), Grebeg Suro (Solo), Ngaben (Bali).

Mengenal Suku Minang

Suku Minang sering disebut sebagai orang Padang atau Urang Awak. Mereka adalah kelompok etnis Nusantara yang berada di Sumatra Barat.

Selain bahasa Padang, orang Minang juga menggunakan bahasa Melayu. Alat musik tradisional Minang adalah talempong. Talempong dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik khas Minang lainnya yang dimainkan dengan cara ditiup adalah saluang. Masyarakat

Minang juga memiliki banyak jenis tarian, di antaranya adalah tari Pasambahan dan tari Piring. Tari Pasambahan biasanya ditampilkan dalam pesta adat. Rumah adat Minang disebut rumah gadang yang terbuat dari bahan kayu.

Rendang merupakan salah satu masakan tradisional Minang yang terkenal, bahkan telah dikenal di negara lain. Makanan khas masyarakat Minang lainnya yang juga digemari adalah sate padang dan dendeng balado.

Orang Minang gemar berdagang dan merantau ke daerah lain. Legenda yang terkenal adalah cerita “Si Malin Kundang”.
Apa nama rumah adat suku Minang?(Rumah Gadang)
Apa bahasa yang digunakan oleh suku Minang?(Bahasa Minang dan Bahasa Melayu)
Apa makanan tradisional suku Minang?(Rendang dan Sate Padang)
Apa alat musik tradisional suku Minang?((Talempong)
Apa tarian tradisional suku Minang?(Pasambahan dan Tari Piring)
Menyikapi perbedaan budaya yang ada bukanlah hal yang mudah dan bukan pula hal yang susah bila kita mau berusaha. Perbedaan budaya adalah bukan pemicu pertengkaran dan perselisihan tapi perbedaan budaya sesungguhnya kekayaan yang sangat luar biasa. Perbedaan budaya dapat menimbulkan masalah  yang ada dalam masyarakat.  Pada dasarnya setiap masyarakat memiliki pola dan corak kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Sehingga mereka cenderung memperlakukan sama pada setiap bentuk kebudayaan. Padahal budaya itu sendiri berbentuk sesuai dengan corak masyarakat yang bersangkutan. sikap seperti inilah sering kali memicu kesalahpahaman.