Selasa, 24 November 2015

keanekaragaman budaya banyumas

Kesenian

Wayang kulit gagrag banyumasan
Wayang Kulit Gagrag Banyumasan, yaitu jenis seni pertunjukan wayang kulit yang bernapaskan Banyumasan. Di daerah ini dikenal ada dua gragak atau gaya, yaitu Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Spesifikasi dari wayang kulit gragak Banyumasan adalah napas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya.


BÉGALAN, adalah seni tutur tradisional yang digunakan sebagai yang digunakan sebagai sarana upacara pernikahan, propertinya berupa alat-alat dapur yang masing-masing memiliki makna-makna simbolis yang berisi falsafah jawa & berguna bagi kedua mempelai dalam mengarungi hidup berumah tangga.



Seni tari
Indonesia dikarunia budaya yang sangat melimpah salah satu seni tari, seni tari merupakan gerak tubuh baik perorangan atau beramaian dilakukan diwaktu dan tempat tertentu untuk keperluan adat, pengungkapan perasaan, pergaulan. Nah kali ini saya ingin membahas dan memperkenalkan seni tari yang berasal dari daerah banyumasan

1.      Lengger,

Lengger
yaitu jenis tarian  tradisional  yang tumbuh subur diwilayah sebaran budaya Banyumasan. Kesenian ini umumnya disajikan oleh dua orang wanita atau lebih. Pada pertengahan pertunjukkan hadir seorang penari pria yang lazim disebut badhud(badut/bodor), Lengger disajikan diatas panggung pada malam hari atau siang hari , dan diiringi oleh perangkat musik calung.




2.      Sintren 

Sintren
adalah seni traditional yang dimainkan oleh seorang pria yang mengenakan busana wanita. Biasanya kesenian ini melekat pada kesenian ébég. Ditengah pertunjukkan ebeg para pemain melakukan trance/mendem, kemudian salah seorang pemain mendem badan, kemudian ditindih dengan lesung.Dan dimasukan ke dalam kurungan. Di dalam kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama - sama dengan pemain yang lain. Pada beberapa kasus, pemain itu melakukan thole-thole, yaitu penari membawa tampah dan berkeliling arena untuk meminta sumbangan penonton.



3.      Aksimuda, adalah kesenian bernapas islam yang tersaji dalam bentuk atraksi Pencak Silat yang digabung dengan tari-tarian.
4.      Angguk, yaitu kesenian bernapaskan Islam yang tersaji dalam bentuk tari-tarian. Dilakukan oleh delapan orang pemain, & pada bagian akhir pertunjukkan para pemain Trance (tidak sadar)
5.      Aplang atau Daeng, Kesenian yang serupa dengan Angguk, pemainnya terdiri atas remaja Putri
6.      Bongkel, Musik Traditional yang mirip dengan angklung, hanya terdiri atas satu buah instrument dengan empat bilah berlaras slendro, dengan nada 2, 3, 5, 6. Dalam pertunjukkannya Bongkel disajikan gendhing – gendhing khusus bongkel.
7.      Buncis, yaitu perpaduan antara seni musik & seni tari yang disajikan oleh delapan orang pemain. Dalam pertunjukkannya diiringi dengan perangkat musik Angklung. Para pemain buncis selain menjadi penari juga menjadi pemusik & vokalis. Pada bagian akhir sajian para pemain Buncis Intrance atau mendem.
8.      Ébeg



adalah bentuk tari tradisional khas Banyumasan dengan Properti utama berupa ebeg atau kuda kepang. Kesenian ini menggambarkan kegagahan prajurit berkuda dengan segala atraksinya. Biasanya dalam pertunjukkan ebeg dilengkapi dengan atraksi barongan, penthul & cépét. Dalam pertunjukkannya ebeg diiringi oleh gamelan yang lazim disebut bendhe. Kesenian ini mirip dengan jathilan kuda kepang dan kuda lumping di daerah lain.




Bab 2

Seni musik

Setiap daerah mempuyai seni musik yang berbeda beda, itulah yang membedakan indonesia dengan negara lain yaitu kaya dengan budayanya. Itu yang membuat indonesia terkenal, banyak turis yang datang ke indonesia untuk melihat kebudayaan indonesia. Kali ini saya ingin membahas keragaman musik yang terdapat dideaerah banyumasan




1.      Calung
Calung
Alat musik ini terbuat dari potongan bambu yang diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik khas Banyumasan yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan jawa, terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong & kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan demikian karena bunyi yang dikeluarkan mirip gong tetapi dimainkan dengan cara ditiup (sebul), alat ini juga terbuat dari bambu dengan ukuran yang besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lazim disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula
disajikan lagu-lagu pop yang diaransir ulang

2.      Kenthongan - sebagian menyebut Tek - Tek.
Kenthongan
Kentongan juga terbuat dari bambu. Kenthong adalah alat utamanya, berupa potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan Beduk, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret. Dalam satu grup kenthongan, Kenthong yang dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi yang selaras. Lagu-lagu yang dibawakan kebanyakan lagu Jawa dan Dangdut
.
3.      Salawatan Jawa


yaitu salah satu seni musik bernapaskan Islam dengan perangkat musik berupa terbang Jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan lagu-lagu yang diambil dari kitab Barzanji


Makanan

Tempe Mendoan

Siapa yang tidak tahu dengan tempe mendoan, tempe medoan ini merupakan makanan khas yang berasal dari daerah banyumas jawa tengah, selain tempe medoan ada juga 
.

Bab 3

Kesimpulan
Kebudayaan banyumasan memiliki ciri yang berbeda dibandingkan dengan budaya jawa tengah lainnya, ini ditunjukkan dari masyarakatnya yang egaliter tanpa mengenal istilah nigrat atau priyayi. Hal ini juga dapat kita lihat dari bahasa yang digunakan sehari – hari yaitu bahasa jawa ngapak atau bahasa jawa banyumasan yang tidak mengenal tingkatan sosial. Penggunaan bahasa halus merupakan serepan akibat interaksi intensif dengan masyarakat jawa lainnya dan ini juga merupakan kemampuan masyarakat banyumasan dalam mengapresiasi budaya luar. Selain egaliter masyarakat banyumasan dikenal sebagai pribadi yang jujur serta berterus terang atau biasa disebut ceblaka atau blakasuta 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar