Kentongan Banyumasan
Kentongan merupakan kesenian asli dari Banyumas. Asal Kata Kentongan sendiri dari sebuah alat yang bernama kentong,
dimana kentong ini adalah alat komunikasi tradisional yang terbuat dari
bambu atau kayu dan digunakan untuk memberi informasi kepada masyarakat
dengan isyarat atau ketukan-ketukan tertentu. Sekarang kentong masih
bisa kita jumpai di daerah tertentu, biasanya ada di pos kampling atau
pos ronda.
Kentong Tradisional
Kentong sangat terkenal di Indonesia,
namun siapa sangka bahwa kentongan ternyata sudah ditemukan sejak awal
Masehi. Akan tetapi sejarah dari tiap daerah selalu berbeda. Sejarah
yang paling terkenal mengenai penggunaan alat tradisional ini berasal
dari legenda sang penjelajah legendaris Tiongkok yang bernama Ceng Ho
(Zheng He). Dalam sebuah perjalanan, Ceng Ho menggunakan kentong sebagai
media komunikasi ritual keagamaan. Di Jawa, terutama pada masa Kerajaan
Majapahit, kentongan digunakan sebagai media komunikasi untuk
mengumpulkan warga.
Dimasa itu kentong juga digunakan untuk
berbagai kebutuhan lainya dilingkungan masyarakat, seperti untuk
pengiring bedug adzan, membangunkan orang untuk sahur saat Ramadhan,
pengiring bedug takbir, serta upacara atau ritual tertentu(kejawen) yang
membutuhkan bunyi-bunyian atau musik.
Kentongan Jaman Dulu
Berkembangnya zaman membuat para
pengrajin kentong Banyumasan kian kreatif. Mereka bereksperimen
memadukan beberapa alat musik bambu buatan mereka dengan kentong-kentong
yang mereka buat, sehingga menjadi kesenian tradisional yang dinamakan
Kentongan.
Pada waktu itu, kentongan belum semodern
seperti yang sekarang ini. Dulu tiap orang anggota grup kentongan
memainkan 1 (satu) unit kentong maupun alat musik dari bambu dengan
ketukkan yang berbeda-beda sehingga membuat kenthong terdengar ramai dan
berirama.
Perlombaan kentonganpun mulai diadakan
diBanyumas disekitar tahun 90’an. Tidak seperti yang sekarang ini dulu
perlombaan kentongan diadakan di tingkat RT, RW, Kelurahan atau
Desa-desa di Kabupaten Banyumas.
Memasuki tahun 2000’an mulai masuk alat musik bambu bertangga nada pentatonis
kedalam kesenian kentongan, seperti calung dan angklung yang kian
menambah warna musik kentongan Banyumasan. Tidak hanya itu, beberapa
komunitas pecinta seni Banyumas juga berani menambahkan unsur musik
modern seperti keprak (mini drum), Ketipung (kendhang, biasanya terbuat
dari ban bekas), bedug (bass drum yang besar terbuat dari drim yang
ditutupi ban), kecrik (tamborin), dan seruling.
Semenjak itu, kentogan Banyumas
berkembang dengan sangat pesat. Tidak hanya alat musiknya, aranesemen
musik, lagu, pakaian atau seragam dan tarianpun ikut menjadi bagian dari
kesenian kenthongan ini.
Dengan itu lahirlah kesenian baru Banyumas, yang kita kenal dengan nama Kentongan Banyumasan hingga saat ini.
Steel - Titanium's teeth Dog - Horse & Greyhound
BalasHapusThe three teeth are used as the finishing material for all the teeth. The babyliss nano titanium flat iron most common bones titanium shift knob of medical grade titanium earrings the dog are ford ecosport titanium in the front paws, the legs, and the black titanium fallout 76 back paws.
o132j6ocahg848 cheap sex toys,dog dildo,male sexy toys,fantasy toys,male masturbator,realistic vibrators,cheap sex toys,wholesale sex toys,sex toys p308t2bimdh542
BalasHapus